BT Batik Trusmi: Dulu, Kini dan Nanti

(Gerai BT Batik Trusmi/ Dok. Pribadi)

Jika Anda ingin memahami hari ini, Anda harus mencari kemarin
---Pearl S. Buck

Seiring massifnya kabar ihwal Cirebon yang akan segera menyongsong fajar metropolitan baru, terbetik beberapa tanya di benak: apa Cirebon sudah siap lepas landas menjadi kawasan metropolitan di mana kepentingan ekonomi, budaya, politik dari pelbagai bangsa akan membaur di sini? Apakah Cirebon ma(mp)u mengulang sejarah megapolitan seperti halnya dahulu ketika Cirebon masih bernama Singhapura –satu kerajaan kecil di bawah dinasti Padjajaran? Apakah kita benar-benar sanggup menjadi pemain di gelanggang modernitas yang kini tak bisa dibendung lagi? Atau sekadar menjadi penonton pasif yang melihat para pemain-pemain tangguh berlaga di panggung utama?   

Modernitas adalah sebuah niscaya. Tak ada satupun elemen yang dapat membendungnya. Bahkan, berabad jauh sebelum kita mengenal arti modernitas, Cirebon sudah menjadi kota satelit megapolitan yang menjunjung tinggi multikulturalisme. Modernitas dan megapolitan sudah menjadi nyawa Cirebon sejak lama. Ini bisa kita tengarai di tahun 1421 di mana Cirebon menjadi pusat perdagangan internasional pelbagai bangsa seperti Persia, Arab, Tiongkok, India dan sebagainya. Tak hanya sebagai pusat perdagangan, pergumulan intens dengan pelbagai bangsa itu juga tak ayal menjadi mozaik yang lebih luas hingga membentuk gerabah multikulturalisme. Dari sinilah tesis bahwa Cirebon dari dulu merupakan kota global-mondial tak dapat terbantahkan. 

(Dokumen Pribadi)

Persia dan Arab, harus kita akui telah membawa misi profetis ke-Islaman di tatar Cirebon ini. Tiongkok memberi kita semangat akan pentingnya sebuah strategi ekonomi yang tangguh. India memberi kita pengertian bahwa menjaga tradisi adalah sebuah hal yang niscaya ketika globalisasi sudah menjadi gejala yang tak terelakkan. Ini semua mengkristal dalam simbolisasi kereta Paksi Naga Liman. Paksi memendarkan cahaya langit yang bisa kita identifikasi sebagai agama (Arab-Islam). Naga adalah simbol yang memberikan sugesti akan ketangguhan ekonomi di bumi (Tiongkok). Dan Liman perlambang tumbuhnya nilai-nilai tradisi yang musti digenggam dan dikembangkan (India). 

Dan sejarah megapolitan itu kini akan segera berulang. Tesis itu bisa kita runut dari mulai beroperasinya Tol Cipali, Bandara Kertajati, dan rencana dihidupkannya lagi Pelabuhan Cirebon. Ketiga moda transportasi itu (darat, udara, dan laut) adalah indikator yang menandai geliat bangkitnya Cirebon dari keterpurukan sejarah. Sebab, dengan hadirnya ketiga moda transportasi itu lalulintas peradaban dan ilmu pengetahuan akan dengan mudah berinteraksi dari bangsa manapun dengan segepok kepentingan apapun. Gejala dininya bisa dilihat dari semerbaknya investor yang tak ragu menancapkan investasinya di kawasan ini. Investasi itu mewujud mulai dari perhotelan, mall-square, pariwisata, hingga kuliner. 

Dengan kata lain, Cirebon saat ini tengah menjadi magnet yang membuat banyak orang (utamanya pebisnis) mabuk kepayang. Potensi wisata Cirebon tidak dapat diremehkan. Apalagi yang berkaitan dengan budaya dan tradisi. Dari geo-kultur, geo-politik, hingga geo-ekonomi, posisi Cirebon memang sangat potensial dan strategis. Apalagi ditambah dengan sejarah panjang yang hadir di belakangnya. Kultur multikulturalisme yang bercirikan inklusif, toleran dan demokratis juga menjadi modal kuat bahwa Cirebon layak jadi tampat pelbagai bangsa saling berbagi kearifan di sini. Oleh sebab itu, kita mustinya sanggup mengambil momentum dengan menjadi lokomotif terdepan dalam mempromosikan budaya Cirebon ke para pendatang dari pelbagai wilayah itu. Katakanlah semacam duta budaya yang hendak mengembalikan marwah budaya dan tradisi Cirebon kembali ke puncak tertingginya. 

(Stan Foto di BT Batik Trusmi/ Dok. Pribadi)

Berangkat dari Budaya-Tradisi 

Di antara sekian banyak produk budaya adiluhung Cirebon yang hingga detik ini masih tegak berdiri adalah Batik Trusmi. Ditilik dari sisi historis, konon pada abad 15 Sultan menyuruh salah satu warga desa Trusmi untuk membuat batik seperti milik Sultan tanpa diberi secuilpun sampel motifnya. Ketika deadline pembuatan batik itu sudah tiba, ajaib sekali, sang warga mampu membuat batik yang sama persis seperti yang dikehendaki sang Sultan. Sultan pun berdecak-kagum dan mengakui kapasitas estetika warga Trusmi. Sejak saat itu, sentra produksi pembuatan batik yang semula berpusat di keraton dialihkan ke daerah Trusmi.

Belakangan, kita mengenal bahwa warga Trusmi tersebut bernama Ki Gede Trusmi. Seorang pengikut Kanjeng Sunan Gunung Jati yang sangat setia dan taat. Seperti halnya Sunan Kalijaga di Demak, Ki Gede membisikkan agama Islam sepanjang kurun 1448-1568 M melalui medium budaya dan seni pembuatan batik. Demi menghormati semua jasa-jasanya, warga sekitar Trusmi setiap tahun senantiasa menyelenggarakan ritus Gantos Welit (Memayu) dan Gantos Sirap tiap empat tahun sekali. Tak ketinggalan, tradisi Selawean atau Muludan Trusmi juga digelar setiap tanggal 25 Rabiul Awwal (bulan Maulid).

(Para Pengrajin Batik di Edu-Center BT Batik Trusmi/ Dok. Pribadi)

Mengikuti jejak Ki Gede Trusmi, hingga kini tradisi membatik itu terus mentradisi dan bersemi. Bahkan menjadi ikon andalan kebudayaan Cirebon. Di antara daerah para pengrajin batik Cirebon yang kini masih aktif berproduksi tersebar di desa Gamel, Kaliwulu, Wotgali, Kalitengah dan Panembahan. Semuanya masih masuk dalam lokus kebudayaan Trusmi. Jenis motif batik yang mereka lahirkan antara lain ialah Megamendung, Paksi Naga Liman, Patran Keris, Patran Kangkung, Singa Payung, Singa Barong, Banjar Balong, Ayam Alas, Sawat Penganten, Katewono, Gunung Giwur, Simbar Menjangan, Simbar Kendo, dan lain-lain. 

Megamendung sebagai motif dasar batik Cirebon-Trusmian memang telah lama menjadi legenda hingga ke mancanegara. Saking masyhurnya, Pepin van Roojen, penulis dan Indonesianis terkemuka berkebangsaan Belanda, menjadikan Megamendung sebagai sampul bukunya yang berjudul Batik Design. Ini tentu bukan saja lantaran keindahan motif Megamendung yang begitu mempesona, tetapi juga nilai historis dan filosofis yang tertanam dalam motif Megamendung-lah yang menjadikan motif ini menjadi primadona. 

(Pengunjung yang Mengabadikan Momen di BT Batik Trusmi/ Dok. Pribadi)

Hal ini juga yang pada akhirnya membuat United Nations Educational, Scientific and Culltural Organization (UNESCO) pada tanggal 02 Oktober 2009 di Abu Dhabi akhirnya menyelesaikan salah satu sidangnya yang mengukuhkan 76 seni-tradisi dari 27 negara sebagai warisan budaya tak benda. Negeri kepulauan ini turut menyambut gembira keputusan sidang tersebut lantaran batik Indonesia termasuk di dalamnya. Sebuah karya masterpiece leluhur yang menunjukkan betapa Pesona Indonesia begitu berkilau di mata dunia.


Keputusan UNESCO tersebut adalah titik balik di mana batik kembali mendapat pengakuan internasional yang proporsional. Tentu banyak masyarakat yang menyambut baik kabar ini dengan kembali menekuni budaya batik. Di antara mereka yang berbahagia itu adalah masyarakat di sekitar daerah Trusmi yang memang sudah lama menjadi seniman batik. Kendati pertumbuhan batik Trusmi tampak bergerak secara signifikan mulai tahun 2000-an, tak dapat dipungkiri bahwa sejak 2009-lah terjadi puncak ledakan yang sebenarnya.

Ini bisa dilihat dari tumbuhnya showroom-showroom batik yang bermunculan di sepanjang jalan utama Trusmi-Panembahan yang merentang sekira 1,5 km. Pelbagai billboard showroom juga tampak berjejer menghiasi setiap bangunan yang berada di tepian kanan kiri jalan. Dan yang paling kentara dari semua itu tentu: BT Batik Trusmi

(Gerai BT Batik Trusmi/ Dok. Pribadi)

Seperti yang bisa dilansir di laman resmi BT Batik Trusmi, BT Batik Trusmi merupakan showroom terbesar dan terluas di Indonesia dengan produk asli pengrajin batik tradisional. BT Batik Trusmi mengembangkan lini pemasaran usahanya melalui medium internet. Sejak awal, misi utama BT Batik Trusmi tidak melulu hanya sekadar mencari pundi-pundi profit melainkan lebih jauh dari itu: tanggung jawab budaya dengan jalan pelestarian seni batik. Dalam bahasa yang lebih populer, model orientasi bisnis demikian lazim disebut sebagai cultural business mission.

Demi merawat kepercayaan pelanggan, BT Batik Trusmi senantiasa menjaga kualitas produk yang bermutu dengan harga yang ekonomis tanpa harus terjebak pada kesan murahan. Selain itu, BT Batik Trusmi juga senantiasa berorientasi pada kualitas produk ketimbang harga. Sebab bagi BT Batik Trusmi, lebih baik dikomplain hal-ihwal masalah yang berkaitan dengan harga ketimbang musti diprotes perihal kualitas produk. Untuk mengkonkretkan prinsip tersebut BT Batik Trusmi membuat lima jenjang kontrol kualitas dimana setiap jenjang akan menginspeksi secara ketat seperti bahan, pewarnaan, simetrisitas, dan jahitan. 

(Suasana Para Pengunjung di BT Batik Trusmi/ Dok. Pribadi)

Produk BT Batik Trusmi di antaranya adalah busana batik pria, wanita, anak-anak, dan kain batik tradisional dari bahan katun biasa hingga sutra. Lebih detailnya demikian: pria (batik lengan panjang dan lengan pendek), wanita (blus, dress, gamis, outer, rok batik), aksesoris (dompet batik, buku, deterjen batik, scarf), kain printing (sarung, kain panjang, kain panjang eksklusif), kain tulis kombinasi cap (katun, dobi, sutra), batik collection (batik couple, outfit kondangan, outfit ngantor, outfit hangout, outfit batik muslim, batik semi sutra), batik premium (pria dan wanita), set kain batik (kombinasi dobi dan kombinasi embos), dan tentunya motif batik terlaris (megamendung, parang, kawung hingga kontemporer).

Selain gerai ritel, BT Batik Trusmi juga menerima pesanan seragam batik untuk instansi pendidikan, perusahaan, maupun komunitas dengan desain motif dari mereka maupun dari BT Batik Trusmi sendiri. Intinya, BT Batik Trusmi akan senantiasa menggiatkan inovasi secara dinamis baik terhadap produk maupun layanan demi tercapainya kenyamanan pelanggan. Dari segi pelayanan misalnya, BT Batik Trusmi menyediakan beberapa privilege seperti ongkos kirim gratis, kemudahan proses penukaran, konfirmasi pembayaran yang sederhana, promo yang selalu hadir, bus shuttle yang siap antar-jemput gratis, hingga layanan konsultasi (baik offline maupun online) yang senantiasa standby

(Infografi Dok. Pribadi)

Tidak hanya batik sebenarnya. Sebab dalam BT Batik Trusmi pengunjung juga akan dimanjakan dengan aneka furniture properti khas Cirebon, oleh-oleh khas Cirebon, kuliner khas Cirebon, wahana permainan anak, Batik Kitchen, Trupark Museum, dan sebagainya. Motif Megamendung yang awalnya hanya ditemui dalam kain kini bahkan bisa dijumpai dalam pelbagai bentuk. Mulai lukisan kaca, ukiran kayu, hingga sarung bantal, sprei, taplak meja dan lain-lain. Dan ini yang paling menarik, bagi remaja khususnya, BT Batik Trusmi menyediakan banyak sekali stan-stan foto yang menarik, artistik, sarat nilai historis, dan instagramable tentunya.

Di samping hal-hal di atas, BT Batik Trusmi juga melebarkan sayap tanggung jawab moral bisnisnya ke sektor pendidikan dan pelestarian kebudayaan. Dua hal yang disebut terakhir memang sudah sejak lama menjadi komitmen BT Batik Trusmi dalam menjalankan bisnisnya. Dalam pendidikan, BT Batik Trusmi mendirikan Edu-Center yang ditujukan untuk mereka yang hendak belajar batik klasik maupun modern, lukis kaca, topeng dan aneka kesenian Cirebon lainnya. Di Edu-Center juga terdapat display para ibu-ibu pengrajin yang tengah membatik. Dalam lini pelestarian kebudayaan, BT Batik Trusmi juga memiliki sanggar tari di mana para pengunjung bisa berbelanja sembari belajar dan menikmati khasanah kebudayaan Cirebon seperti tari topeng. 


“Ini merupakan bukti konkret bahwa BT Batik Trusmi tak hanya memikirkan bisnis. Tapi lebih dari itu adalah bersungguh-sungguh dalam menciptakan regenerasi pembatik di masa depan”, ujar Ajeng Sintiyani, kepala divisi even Edu-Center dan Trupark Museum BT Batik Trusmi. Ucapan Ajeng ini memang bukan isapan jempol semata. Sebab, sudah tak terhitung banyaknya pelajar dari Jakarta, Bekasi, Karawang, Tangerang dan pelbagai daerah lain di Indonesia yang datang untuk belajar kebudayaan Cirebon (utamanya batik) ke Edu-Center BT Batik Trusmi

Dari semua uraian di muka kita menjadi mafhum, bahwa BT Batik Trusmi sebenarnya tidak sekadar ritel maupun showroom yang hanya mengejar laba. Lebih dari itu, BT Batik Trusmi merupakan laboratorium budaya di mana di dalamnya terdapat upaya-upaya kreatif dan sistematik dalam hal pelestarian budaya, pendidikan budaya, penciptaan regenerasi berbudaya, dan pemberdayaan pengrajin produk budaya. Sebab bagi BT Batik Trusmi, batik tidak sekadar fashion maupun produk jualan. Sebaliknya, batik adalah nilai budaya yang dilahirkan leluhur untuk kita jaga dan amalkan bersama. BT Batik Trusmi sudah memulainya. Lalu kapan giliran kita?

(Tari Topeng di Sanggar Padepokan BT Batik Trusmi/ Dok. Pribadi)

Satu hal pasti. Percayalah: batik lebih baik. Pokoknya, BTAlways Batik.






====> PS: Semua foto dan video dalam tulisan ini merupakan dokumentasi pribadi.



47 Responses to " BT Batik Trusmi: Dulu, Kini dan Nanti "

  1. Batik Trusmi memang salah satu ikon budaya yang merupakan bibit unggul untuk mengangkat kebudayaan yang ada di Cirebon.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju Aas.

      Ibarat tanaman, bibit itu harus terus lahir dan bersemi hingga menjadi Trusmi. Terus Semi. ^_^

      Hapus
  2. Dari BatiK Trusmi, kultur dan budaya cirebon kian mewangi.

    Dari dulu, saya sebagai warga Cirebon sudah mencintainya, namun puncak2 kecintaanku pada Batik Trusmi ya sekarang, usai baca tulisan Mas Anwar. Kesuwun Batik Trusmi lan Mas Anwar....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas apresiasinya penulis muda berbakat.
      Semoga budaya senantiasa bersemi di dada dan kepala kita. ^_^

      Hapus
  3. Sebagai tukang foto keliling, BT Trusmi adalah salah satu tempat hunting idaman yang menawarkan banyak panorama keindahan. 🙂

    BalasHapus
    Balasan
    1. BT Trusmi memang menjadi "surga" yang memikat bagi siapa saja. Terutama fotografer. ^_^

      Hapus
  4. Sebagi pendatang, sudah seharusnya saya mencari khas dan budaya yang ada dalam daerah tersebut, batik trusmi adalah budaya sasaran utama yang saya tuju, karena dari batik trustmi sdikit cukuo untuk mengetahui budaya dari cirebon.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Trusmi adalah etalase sejarah dan budaya Cirebon, Fajar. Dari sanalah kita bisa belajar sejarah dan kekayaan budaya Cirebon dari dulu hingga kini. 😊

      Hapus
  5. Wah, gemes jadi pengen kesana😂 Sebagai anak muda yg mulai beranjak dewasa, sudah sepatutnya semakin mengenal budaya & ciri khas Cirebon, salah satunya batik. Apalagi sekarang di BT Batik Trusmi tidak hanya berfokus ke pakaian formal, tapi juga ada outfit2 kekinian dan juga aksesoris lainnya. Belum lagi tempatnya yg sangat artistikk. Semoga makin banyak ya regenerasi pembatik di Cirebon😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Putri. BT Batik Trusmi menyediakan yang dibutuhkan generasi milenial saat ini. Yakni pendidikan sekaligus hiburan. Kita akan mendapatkan banyak pengetahuan tanpa terasa karena dibalut dengan penampilan-penampilan kesenian. 😊

      Hapus
  6. Jika Solo punya Klewer. Jogja punya Malioboro. Maka Cirebon punya Trusmi. 🙂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itulah mengapa kita harus bangga punya Trusmi, Putri. 😊

      Hapus
  7. Batik trusmi emang dr dulu jadi kebanggan warga cirebon

    BalasHapus
  8. Awalnya hanya sekilas, alasannya saya suka motif mega mendung. Apalagi dg kawan sekelas saya setiap ada seragaman belinya ke trusmi. Tapi eh ternyata, makna di balik motifnya sangat filosofis. Makasih makasih, artikel ini semakin meyakinkan saya, bahwa batik itu kereeeeeeen 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Batik itu bukan sekedar fashion, Anam. Di dalam nya juga ada nilai histotis, filosofis, kultural, dan relijius yang kaya. 😊

      Hapus
  9. Luar biasa saya pun suka motif2nya.. Dan menurut saya karya batik trusmi ada dalam paksi naga liman itu, yaitu pendidikan, bisnis dan budaya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju Putri. Filosofis paksi naga liman memang telah dipakai BT Batik Trusmi dlm menjalankan bisnisnya. 😊

      Hapus
  10. Tiap kali browsing, selalu cari2 posting terbaru dr rehat. Setelah sekian lama, akhirnya skrng ada lagi. 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Doakan supaya bisa istiqomah mosting di rehat ya Fakhru. Dan terimakasih untuk apresiasinya. 😊

      Hapus
  11. BT Batik Trusmi adalah aset budaya kebanggaan orang cirebon. Rugi kalau ke cirebon tanpa ke BT Batik Trusmi. :-D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ibarat ke Jogja tanpa ke Malioboro ya Syaiful? 😊

      Hapus
  12. Sebagai orang asli Watubelah Cirebon, bagiku Bt Batik Trusmi merupakan aset penting cirebon selain keraton. Bravo bt batik trusmi. 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cirebon ini memang memiliki budaya yang kaya raya dan gemah ripah, Didi. 😊

      Hapus
  13. Balasan
    1. Sebagaimana pujaan hati, Trusmi juga senantiasa di hati. 😊

      Hapus
  14. Trusmi is the culture of my city. 😍

    BalasHapus
  15. Pemerintah Kabupaten Cirebon harus segera mewujudkan rencana BT Batik Trusmi akan dijadikan seperti Malioboro, karena dari keuntungannya bisa menambah APBD Kabupaten Cirebon.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju Mas Riyanto. Semoga usulannya segera didengar oleh para pengambil kebijakan di Kabupaten Cirebon. 😊

      Hapus

  16. saya setuju dengan pedapat bahwa batik bukan sekedar fashion tp juga nilai budaya. mantap. :)

    BalasHapus
  17. Mantap, BT Batik Trusmi akan selalu menjadi icon untuk kota Cirebon, makasih mas atas informasi dan inspirasinya, sukses selalu untuk Trusmi dan Mas Anwar KH ... :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih Dudung untuk doa dan apresiasinya. Sukses juga untuk Dudung. 😊

      Hapus
  18. BT Batik Trusmi adlh tmpat ku menghilangkan penat dan jenuh. Karena bs shopping sekalian nonton tari topeng. ��

    BalasHapus
  19. Jualan dan melestarikan kebudayaan adalah konsep menarik yg ditawarkan BT Batik Trusmi. Andai seluruh perusahaan di Cirebon memiliki konsep semangat yang sama dengan BT pasti budaya Cirebon akan sangat maju dan bisa bersaing dengan kebudayaan kebudayaan lain.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pasti Musyfiq. Wawasan Budaya mustinya jadi ruh seluruh instansi perusahaan dan pendidikan agar nilai budaya tidak redup dan hilang. Itu adalah PR kita bersama. 😊

      Hapus
  20. Waaahhhh jdi pngn sekali2 foto di both Bt batik trusmi. Pastinya instagramable banget. ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sudah pasti. Karena BT Batik Trusmi menawarkan banyak sekali stan-stan foto yang menarik, artistik, dan penuh nilai historik. 😊

      Hapus
  21. sikap , sikap juga membetuk budaya .
    Mungkin syair pesulap yang sering di ucapkan , yang ada menjadi tiada , yang tiada menjadi ada atau pun menjadi berkembang itu berlaku pada kebudayaan di cirebon ini .
    bagaimana jika ada pemuda tidak mau mencari sendiri apa saja yang dilakukan pedahulu kita ?
    Saya juga termasuk orang yang masih buta kesenian ,kebudayaan , apalagi soal seni rupa cirebon . jangankan makna kain batiknya , motifnya pun hanya tau mega mendung saja . namun karena artikel ini yang atas kesadaran pentingnya estafet dalam seni dan budaya untuk merangsang kesadaran generasi penerus tentang banyaknya mahakarya yang ada di cirebon ini .membuat saya ingin mengucapkan semangat kaka penulis, lanjutkan menunjukan kekayaan apa saja yang berada di cirebon ini hehehe matur suwun

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada banyak sekali nilai dan bentuk dari kebudayaan Cirebon. Mengingat begitu panjangnya rentang sejarah yang berada di balik terbentuknya daerah Cirebon. Tugas anak muda semestinya ada dua hal: di samping semangat konservasi (merawat dan melestarikan) juga harus ada semangat transformasi (siap menghadapi tantangan zaman).Tanpa kedua hal itu, kita akan gagal memaknai kebudayaan Cirebon secara komprehensif dan holistik. Terimakasih atas apresiasinya, Biso. 😊

      Hapus
  22. Perpaduan antara isi dan pembawaan penulis begitu harmonis. Ini adalah embun segar. Tulisan ini sangat membangun dan mengenalkan BT Batik Trusmi yg selain pusat Batik Trusmi khas Cirebon, ia juga sebagai garda terdepan dalam mempertahankan budaya yg dimiliki Cirebon.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, ada orang Kuningan nih. 😊

      Bisa aja Ian. Tugas saya hanya menyampaikan fakta. Selanjutnya, terserah pembaca. 😊

      Btw, kapan nih mau mampir ke BT Batik Trusmi? 😊

      Hapus
  23. Saya semakin percaya, batik jauh lebih elegan ketimbang gamis model apapun. Di dalam batik ada Indonesia, Bhinekka, Pancasila juga ibu-bapak kita. Ditambah sikapnya yang dinamis membuat batik tidak mati dihempas gelombang modernitas. Kerap kali kita melihat fashion week yang mengusung tema batik yang memperlihatkan sisi keindahan dan juga kekinian. Pokoknya, mau diapain juga, batik tetap keren dan mewah!


    BalasHapus
    Balasan
    1. Menarik kalimat-kalimatnya, mas penyair Aliev Alva Maknuja. Saya setuju, di dalam tiap guratan motif batik terdapat falsafah mendalam yang merangkum semua keIndonesiaan kita. 😊

      Hapus
  24. Yang begini nih yang harus dilestarikan, anak muda harus diajak untuk cinta lokal brand dan juga batik. Pakai batik itu keren kok! ciyus!

    BalasHapus