(Para Pemenang APA 2017) |
Tak hanya media massa
cetak yang kini menghadapi sakaratul maut, saya merasa peradaban tulis kian ke
sini juga kian tergerus oleh omong kosong zaman. Era tulisan mulai tergeser
oleh peradaban desain grafis dan visual berbentuk infografi, videografi (vlog),
dan tetek bengek artifisial lain. Atas nama “multi-platform”, seorang
penulis kini dituntut untuk juga menjadi desainer grafis, videografer, dan
sederet profesi non-literer lainnya.
Sebuah media (cetak maupun
online) akan sangat berdosa besar jika dalam reportasenya tak menyertakan
infografi maupun videografi. Tak peduli kualitas tulisannya buruk dan dangkal,
yang penting infografinya ciamik dan videografinya aduhai, selesai sudah. Toh,
trend pelahap media kini mulai bergeser: dari pembaca menuju penonton. Daripada harus membaca teks berita yang
berlarat-larat, kini orang lebih memilih langsung menikmati infografinya.
Simpel, efisien, tak memakan banyak waktu.
Parahnya, gejala
sedemikian juga mewabah ke lini lainnya. Dalam kompetisi menulis blog,
misalnya. Beberapa tahun belakangan, selera penjurian mulai bergeser dari
konten tulisan menuju hal-hal yang gimmikal seperti desain blog, infografi,
vlog, dan jumlah pengunjung/pengikut blog. Beberapa hal yang disebut terakhir
ini justru terkadang menjadi poin penilaian yang cukup signifikan ketimbang saripati
tulisan itu sendiri. Dan penyelenggara masih percaya diri menyebut helatan
acaranya sebagai Kompetisi Menulis Blog.
Maka tuntas sudah.
Peradaban tulis kian terasing di pusaran “peradaban meme” yang dangkal itu.
Dulu orang begitu tergila-gila dengan abstraksi, enigma sebuah teks, dan
catatan kaki yang berlarat-larat. Kini era itu tinggal nostalgia. Sekarang yang
menjadi imam adalah imagologi dan simulacra. Sebuah kubangan di mana
kemendalaman tekstual yang substansial diganti oleh imaji kosong yang
ditebarkan citra grafis maupun visual.
(Indahnya Kebersamaan) |
Sampai akhirnya
datanglah kabar menyejukkan itu. Sebuah perusahaan raksasa otomotif dalam negeri
menyelenggarakan even menulis yang bertajuk Anugerah Pewarta Astra (APA).
Gelaran yang dimulai sejak tahun 2015 ini kembali membuat seorang penulis
berani berharap bahwa peradaban tulis masih bisa tegak berdiri. Sebab yang
dinilai dalam kompetisi menulis ini murni menjadikan mutu tulisan sebagai acuan
utama penilaian. Bukan gimmick-gimmick lain
di luar tulisan.
Karena itu, sejak 2016
saya memberanikan diri beradu peruntungan dengan ratusan penulis lainnya. Mengingat begitu banyaknya penulis yang urun
rembuk, sebenarnya saya tak begitu berharap banyak. Tapi hidup selalu punya
jalannya sendiri. Puji Tuhan, di tahun
2017 tulisan bertitel Geliat Bajang di Gelanggang Kepengarangan sanggup naik ke tangga Juara II.
Bahagia? Tentu saja.
Bukan melulu karena hadiah yang ditawarkan Astra begitu menggoda iman, tapi
karena saya merasa Astra sanggup mengembalikan secara utuh marwah dan martabat
penulis pada posisinya yang adil dan proporsional. Hanya dalam kompetisi
menulis Astra inilah, seorang penulis cum blogger tak perlu takut lagi dengan
ancaman gimmick berupa citra grafis dan visual yang kini banyak dijadikan jurus
banyak penulis kekinian.
Bagi penulis
amatir-medioker seperti saya, saat ini tak ada kompetisi menulis blog yang
paling mendebarkan di seantero negeri melebihi kompetisi yang digagas Astra
Internasional. Saya juga percaya, melalui APA, masa depan
penulisan di bumi pertiwi ini akan kembali menemukan secercah harapannya yang
paripurna.
(Bersama Pak Pongki Pamungkas dan Pak Boy Kelana) |
Jadi tunggu apalagi?
Persiapkan pena dan kertasmu. Dan bersiaplah menyongsong Anugerah Pewarta Astra
2018.
Mantap Mas Anwar langsung update nih,
BalasHapusbtw, dapat foto dari mana tuh? wkwk
Nizam lebih mantap. Bisa memboyong Ayla. ^_^
HapusAda deeeeh. Hahaha
Siip lanjutkan kang, teruslah berkarya ��
BalasHapusTerimakasih, Siti. ^_^
HapusTahun ini harus ikut Anugerah Pewarta Astra nih, siapa tahu bisa dapat CBR juga kaya mas Anwar atau dapat Ayla kaya mas Nizam ��
BalasHapusUdah semua hadiah buat kamu juga nggak apa-apa Dam.
HapusKita semua rela.
^_^
Mantap sangat berkualitas..
BalasHapusMantap kamu kemana-mana puteri. ^_^
HapusHebaat! Niat & usaha yg tekun benar2 membuahkan hasil. Terus berkarya mas Anwar☺☺
BalasHapusSiap Naddya.
HapusDemi kamu dan Muhammad Aisar, aku akan terus menulis. ^_^
Berjuang untuk terus menjadi lebih baik, itu perlu.
BalasHapusSelamat Mas Anwar, semoga kita bisa mengikuti jejak suksesnya Mas Anwar.
Saya yakin Wiyah pasti bisa melampaui kita semua. Termasuk saya.
HapusSemangat. ^_^